BENER MERIAH, GEMAPERS.COM – Dunia sosial Fecebook, Instagram, Tiktok serta sejumlah media masa lainnya mulai panas dan bersuara, suasana mulai hangat kendati Bener Meriah baru di guyur hujan. Penduduk Bener Meriah mulai gaduh, galau dan merasa tidak nyaman dengan permainan elit politik saat ini. Begitu juga dengan sejumlah aktivis Bener Meriah mulai unjuk gigi dan menunjukkan taringnya. Tak ketinggalan salah seorang Bakal Calon Bupati Bener Meriah Dailami-Kamaruddin (Dakar) yang muncul dari jalur Independen mulai bersuara dan mengeluarkan statemen hangat, sehangat kopi di pagi hari.
Lalu apa yang terjadi dengan kabupaten Bener Meriah ? Apakah gunung Merapi Burni Telong meletus, jawabnya tentu tidak, lalu kenapa masyarakat jadi gaduh dan dunia maya menjadi bergolak? Jawabnya tenyata adalah pergantian Pj Sekda Bener Meriah yang di duga mal administrasi. Lalu apa masalahnya dengan pergantian Pj Sekda, itukan hal biasa dan lumrah dalam sistem birokrasi. Tapi kali ini beda kawan !
Mantan Pj sekda atas nama Khairmasyah dalam hal pemberhentiannya disinyalir ada unsur pengunduran diri paksa. Tapi benarkah demikian ? Untuk lebih jelasnya mari kita telusuri lebih lanjut.
“Pada tanggal 16 Juli 2024, Pj Bupati mohd Tanwir alias Baong menunjuk Riswandika Putra sebagai pelaksana harian (PLH) Sekda Bener Meriah” Surat perintah tersebut tertuang dalam surat dengan nomor Peg.800.1.3.1/96/2024. yang di tanda tangani oleh Pj Bupati Mohd Tanwir, dua hari pasca di Lantik sebagai Pj Bupati Bener Meriah.
Persoalannya adalah surat tersebut baru muncul kepermukaan pada tanggal tanggal 28 Juli 2024. Sedangkan saat itu Khairmasyah sebagai Pj Sekda masih aktip melaksanakan tugas sebagaimana biasa, bahkan beredar isu masih sempat menandatangani berkas dan surat surat penting lainnya. Pertanyaannya apakah hal tersebut tidak menyalahi aturan? Anehnya lagi Pj Sekda Khairmansyah masih tetap menunjukkan sikap loyalitas dan mendampingi Pj. Bupati Tanwir membuka TMMD di Samar Kilang, dan mengunjungi kantor Panwaslih Bener Meriah.
Kemudian pertanyaannya, apakah Pj Sekda Bener Meriah tidak tau kalau dia sudah di berhentikan dari jabatannya sebagai Pj. Sekda ? “Ini sungguh terlalu !” seperti pembunuhan karakter ! persoalan ini yang kemudian disahuti oleh sejumlah aktivis Bener meriah dan mensinyalir adanya mal administrasi dalam hal terbitnya Surat perintah pelaksana harian, sementara Pj Sekda yang bersangkutan masih aktif.
Lalu apakah gerangan yang terjadi di balik semua itu? Muncul dugaan seperti kudeta jabatan. Apakah benar demikian, atau mungkin hanya kongkalikong terkait anggaran atau hanya sekedar sentimen kepatuhan antara senior dan junior antar sesama alumni dalam negeri? Tapi itu hanya sebatas dugaan saja, karena mana mungkin bawahan tidak loyal pada atasan, lalu bagaimana mau loyal sama atasan, sedangkan atasan itu masih bawahan. Sekali lagi kami pertegas bahwa itu hanya sebatas dugaan.
Kembali pada persoalan Pj Bupati Bener Meriah. Baong sosok yang pernah mengecap pendidikan di kabupaten sebelah, tentu tidak asing lagi di mata masyarakat Bener Meriah. Masih terngiang di telinga masyarakat Bener Meriah, Ketika para petani Bener Meriah menghadiahi seorang Baong dengan bungkusan kecil berisi tomat. Lalu apa kata Baong dengan tomat Bener Meriah? Mau tau jawabnya, tanya saja sama Baong. Kebetulan sekarang dia Pj Bupati Bener Meriah. Biar dia ulang lagi perkataannya beberapa tahun yang lalu.
Baiklah, mari kita Kembali pada desas desus proses pergantian Pj Bupati Bener Meriah Mohd Tanwir alias Baong. Masih dari laman fecebooknya Dailami (Dakar) mencuat adanya isu politik terkait rekomendasi “Kue Bohong” dalam penunjukan Pj Bupati Bener Meriah. Menurut Dailami semula DPRK Bener Meriah telah mengusulkan 3 (tiga) nama kepada Mendagri, sebagai pengganti Pj Bupati Bener Meriah. Namun dalam perjalanannya muncul bahasa “Resolusi Lombok” dan mencoret salah satu nama kemudian memasukkan nama Mohd Tanwir alias Baong. Sedangkan 19 anggota DPRK Bener Meriah lainnya tidak tau persoalan tersebut. Tulisnya. Pantaslah seorang Gumara yang juga anggota DPRK Bener Meriah hanya mengisi laman fecebooknya dengan akun kosong gelap alias hitam pekat.
Selain itu Dailami (Dakar) juga mengisyaratkan adanya kenduri pertapaan yang di warnai kue apam, dan ayam panggang. Wah seperti kenduri Gegurun (Gayo) atau Perewangan dalam istilah Jawa. Untung saja Suterisno salah seorang politisi senior Bener Meriah masih asik menyoroti luka lama tentang Aset LTA/77 tapi lupa menyoroti persoalan ini.
Kalaulah memang apa yang di soroti oleh Dailami benar adanya ? berarti ada dugaan kongkalikong dalam proses pengajuan Pj Bupati Bener Meriah, yang sarat kepentingan dan dominasi partai politik tertentu, terutama menjelang pilkada, baik itu pemilihan bupati dan wakil bupati, gubernur dan wakil gubernur.
Tentu dalam hal ini masyarakat Bener Meriah tidak boleh tinggal diam. Jangan hanya karena kehadiran seorang Baong Bener Meriah jadi resah dan kurang harmonis antar sesama “Lebih baik Baong angkat kaki saja dari Bener Meriah. Kata Nasri Gayo salah seorang aktivis muda Bener Meriah, dalam tulisannya.
Disisi lain Sahru RG (38) yang juga aktivis Bener Meriah mengatakan “Kami gak butuh pemimpin seperti itu. Masih banyak putra daerah yang mampu mengisi jabatan anda” intinya jangan karena kehadiran anda, Bener Meriah jadi gaduh. Disisi lain Sahru juga meminta agar baong tidak terlalu mengobok-obok birokrasi Bener Meriah dan mengedepankan sikap netral sebagai seorang penjabat bupati, apalagi saat ini sudah memasuki tahapan pilkada” ungkapnya.
Hal senada juga di sampaikan oleh Suwandris Zeta (60) koordinator LSM Pukes Aceh. Mencermati situasi kekinian di kabupaten Bener Meriah, Pemkab Bener Meriah dan DPRK Bener Meriah seharusnya mengklarifikasi dan menjelaskan masalah yang sebenarnya terjadi dalam proses pengusulan nama calon Pj Bupati dari DPRK Bener Meriah ke Kemendagri. Begitu juga proses terbitnya surat perintah dari Pj Bupati dalam menunjuk Plh Sekda. Sehingga hal tersebut tidak menimbulkan bias kegaduhan di tengah masyarakat. Demi menjaga stabilitas daerah dalam proses tahapan pelaksanaan Pilkada di kabupaten Bener Meriah.
Tokoh senior wartawan Bener Meriah ini juga meminta Pj Bupati untuk segera mengundang Forkopimda, Pimpinan Parpol, tokoh masyarakat, LSM dan media, untuk sharing pendapat dalam rangka mengantisipasi hal hal yangg tidak kita inginkan, agar Pilkada di Bener Meriah dapat berjalan dengan aman, lancar dan sukses. Pungkasnya. Rabu (31/07/2024 ). Hamdani