BENER MERIAH,GEMAPERS.COM – Seusai melakukan deklarasi pasangan Tagar di pasar Kopas, Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah, ribuan masa pendukung Tagore – Armia, kemudian melakukan konvoi bersama menuju kantor KIP Bener Meriah.
Kehadirannya pasangan Tagore-Armia bersama massa pendukungnya, tentu dalam rangka pendaftaran sebagai salah satu kontestasi peserta pilkada kabupaten Bener Meriah tahun 2024. Lantunan suara gong bergema saling bersahutan, mengiringi pasangan ini, hingga tibanya di kantor KIP Bener Meriah. Rabu, (28/08/2024).
Sesuai melakukan pendaftaran, dan berkas pendaftaran dinyatakan terimanya, pasangan Tagore Abu Bakar dan Armia, kemudian menggelar konferensi pers bersama sejumlah awak media, baik itu media cetak, TV dan media online. Rabu, (28/8/2024).
Berdasarkan penuturannya. “Fokus kami tahun pertama dan kedua, jika terpilih sebagai Bupati dan wakil Bupati adalah mengupayakan tanah bagi masyarakat yang belum memiliki tanah. Ucapnya. Dengan sikap kritis awak media mempertanyakan. Tanah mana yang akan di bagikan kepada masyarakat ?. Sontak Tagore menjawab, begitu luas areal hutan yang ada di kabupaten Bener Meriah, dan itu ini bisa kita manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Ketusnya. Saya tau dan punya cara untuk semua itu. “Insha Allah tahun pertama dan kedua semua itu akan terealisasi” jika kami terpilih sebagai Bupati dan wakil Bupati Bener Meriah. Ungkapnya.
Fokus kami berdua adalah mensejahterakan masyarakat Bener Meriah. Berbekal jam terbang yang kami miliki, relasi yang luas, serta dengan dukungan partai politik pengusung, kami optimis, mampu berbuat yang terbaik untuk masyarakat Bener Meriah. Artinya kami sudah berpengalaman dalam hal ini, bukan sekedar meraba raba atau mencoba coba. Ujarnya. Orang masih berencana, kami sudah berbuat untuk kabupaten Bener Meriah. Tegasnya.
Beranjak dari pengalaman masa lalu, kami yakinan betul, semua dapat terealisasi, kami tau dan kami punya cara untuk itu. Setiap pemimpin pasti tidak ada yang menginginkan rakyatnya miskin. Namun terkadang ambisi yang berlebihan dan kepentingan pribadi, justru itulah yang membuat Bener Meriah ini menjadi “kecelakaan” hingga dua kali, sebutnya. Ironis memang bahasa dari mantan anggota DPR RI pusat ini. “Kecelakaan” Bila merujuk pada pemahaman kata kecelakaan, yakni peristiwa yang terjadi di luar keinginan.
Dengan sedikit bangga pasangan Tagar ini mengakui, pengalaman adalah modal utama bagi kami dalam memimpin Bener Meriah. Sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten menjadi titik awal bagi kita untuk dapat berbuat lebih nyata di tengah masyarakat. Ungkapnya.
Saat ini pasangan Tagore – Armia diusung sejumlah partai politik nasional, diantaranya : Partai Gerindra, partai PKB, partai Demokrat, dan partai Hanura dan partai Aceh. Selain itu terdapat juga sejumlah partai pendukung non parlemen, diantaranya partai Umat, partai PBB, partai PPP, partai Gelora dan yang lainnya. Bila di kalkulasikasikan ada 12 anggota dewan yang mengusungnya lewat partai politik masing masing. Artinya separuh anggota Dewan Bener Meriah ada bersama pasangan Tagore-Armia (#Tagar).
Kemudian terkait realisasi pembagian tanah bagi masyarakat Bener Meriah yang belum memiliki tanah, sepertinya pasangan #Tagar yang syarat pengalaman ini, tidak main main. Lalu apakah gerangan seorang Tagore berani menjanjikan hal tersebut ?. Apakah karena salah satu partai pengusungnya, partai Gerindra, di mana presiden terpilih saat ini Prabowo Subianto juga berlatar belakang partai yang sama. Ataukah karena sebagian besar hutan pinus di Bener Meriah ini berada dibawah penguasaan sang presiden ? Sehingga pasangan Tagar ini berani menjanjikan sebidang tanah bagi keluarga yang belum memiliki lahan ?.
Disisi lain mungkin karena pasangan #Tagar didukung partai lokal Aceh, yang di gadang-gadang memiliki calon kuat sebagai gubernur dan wakil gubenur Aceh ? Sebuah pertanyaan yang butuh renungan dan kajian. Karena masyarakat saat ini butuh realitas, bukan slogan politik belaka. Masyarakat sudah trauma dengan janji politik semu dari elit politik, sebagai contoh, gagalnya realisasi “Kartu Petani Mulia”
Langka memang terjadi, jika seorang Tagore Abu Bakar, saat ini satu haluan dengan Mualim yang merupakan mantan panglima GAM. Karena kita tau latar belakang kedua tokoh politik ini berbeda. Namun dinamika politik sepertinya harus berjalan dengan satu arah dan tujuan. Perbedaan dimasa lalu semua harus ditanggalkan demi merajut asa kebersamaan, untuk Aceh yang lebih baik, dan untuk kabupaten Bener Meriah yang maju. (Hamdani)