Rizki Ruhul Maulana*
Perkembangan teknologi pada saat ini semakin canggih dan berkembang salah satunya adalah Gadget. Gadget merupakan salah satu perkembangan teknologi yang dapat merubah pola hidup masyarakat, serta dapat menyasar ke semua kalangan termasuk anak usia pra sekolah maupun anak di usia dini. Anak usia dini itu lebih tidak disarankan untuk menggunakan gadget seperti yang kita ketahui itu dapat dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya anak.
Dalam penggunaan gadget, terdapat dampak positif serta dampak negatif. Dampak positif dari penggunaan gadget adalah salah satunya dapat merangsang indera penglihatan dan pendengaran. Dan dampak negatif di antaranya ialah dapat memperhambat pertumbuhan otak yang terlalu cepat, salah satunya ialah dapat memperhambat perkembangan, gangguan tidur, penyakit mental, agresif, pikun digital, adiksi, radiasi dan tidak berkelanjutan.
Tentunya ini dapat mempengaruhi perkembangan anak, terutama dalam hal kesehatan mental anak usia dini. Kesehatan mental anak merupakan kondisi mental anak yang tidak mengalami penyakit mental, dan kemampuan mampu berpikir secara jernih, mengendalikan emosi, dan bersosialisasi dengan anak seusianya. Kesehatan mental yang kurang baik pada masa anak-anak dapat menyebabkan gangguan perilaku yang lebih serius akibat ketidakseimbangan mental dan emosional, serta kehidupan sosial anak yang kurang baik.
Pengaruh Gedget Terhadap Kesehatan Mental Anak Dan Remaja
Dunia terkini pastinya semua dapat diatasi dengan cara instan serta mudah. Karena akibat dari hadirnya perkembangan teknologi di era modern. Seperti yang kita ketahui gedget adalah suatu perangkat elektronik yang dapat atau memiliki tujuan untuk mempermudah kegiatan manusia dalam melalukan aktivitas yang berkaitan dengan media sosial dengan secara praktis.
Seperti yang kita ketahui, remaja merupakan fase yang dimana seorang akan tertarik dengan sesuatu yang baru. Contohnya seperti aplikasi media sosial atau perangkat elektronik terbaru. Karena secara umum remaja dapat kita simpulkan mereka memiliki rasa ingin tahu sangat kuat untuk mencoba mencari sesuatu atau informasi yang ada di sekitarnya.
Kecanduan teknologi mampu diartikan sebagai keinginan yang tak terkendali untuk memakai internet dan perangkat elektronik. Pada remaja, gadget dapat berpengaruh pada kesehatan mental, gangguan ini di remaja tak jarang kurang diperhatikan sang kedua orang tua. Perkembangan gadget saat ini dapat membuat orang tua melakukan intervensi pada anaknya.
Seringkali, para remaja mengabaikan orang–orang karena lalai dalam menggunakan gedget dan dapat memperabai orang disekitarnya karena hanya berfokus pada pandangan handphone. Akibat dalam kecanduan gedget, remaja dapat menjadi seseorang yang penyendiri, egois dan kurang simpati. Gadget juga dapat membuat remaja menjadi malas–malasan untuk belajar karena hanya bermain dengan game ataupun social media.
Namun, tak sepenuhnya juga gadget memiliki dampak negatif. Gadget juga dapat mempermudah para remaja dalam berbagai hal, contohnya seperti mengkonsultasikan tugas dan pelajaran yang masih belum bisa dimengerti dengan cara mengakses google dalam mencari sumber informasi yang di inginkan.
Selain dalam dunia pendidikan, gadget juga berpengaruh dalam menjalankan dunia bisnis. Dengan menggunakan gadget kita dapat mempermudah dalam mengakses produk-produk yang ingin kita perlihatkan atau perkenalkan kepada orang-orang di sosial media. Hal itu juga dapat mempermudah bagi seorang pembisnis dalam mencari atau mendapatkan keuntungannya sendiri. Karena pembisnis juga tak perlu khawatir dalam mencari tempat untuk mereka mempromosikan produknya sendiri, contohnya seperti melalui media sosial yaitu instagram. Mereka juga dapat berjualan melalui e-commerce, dan tiktok.
Fase remaja adalah fase dimana masih membutuhkan perhatian dari orang tua, sebab remaja adalah peralihan dari anak-anak menjadi remaja. Masa ini juga dibilang cukup rentan karena mereka masih belum bisa membedakan baik itu informasi benar maupun salah. Emosi yang masih belum stabil ini dapat membahayakan diri mereka sendiri bila kurangnya perhatian dari orang tua.
Maka dari itu, hubungan antara remaja dan orang tua sangat penting dalam pengaruh kesehatan mental pada remaja. Peran orang tua sendiri mulai dari usia dini yang mana orang tua dapat memberikan kepercayaan kepada mereka dalam menggunakan gadget dengan keadaan dan waktu tertentu dalam pengawasan orang tua. Terdapat cara yang dilakukan agar membangun sebuah hubungan antara remaja dan orang tua yaitu dengan adanya komunikasi dan kelekatan emosional.
Ketika bersama anak, mulailah berkomunikasi dengan menggunakan kontak mata agar orang tua menganggap kehadiran seorang anak. Dampingi para remaja ketika sedang mengalami kesulitan. Sebagai orang tua seharusnya meluangkan waktu demi anaknya agar terciptanya kedekatan antara seorang anak dan orang tua.
Dampak Penggunaan Gedget Terhadap Kesehatan Mental Dan Motivasi Belajar Siswa
Penggunaan gadget dapat berdampak pada kesehatan mental dan motivasi belajar siswa di sekolah. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat memicu terjadinya kecanduan gadget pada siswa, yang dapat mengganggu kesehatan mental dan motivasi belajar mereka. Kecanduan gadget dapat mengganggu pola tidur siswa, mengurangi kualitas tidur, dan membuat mereka merasa kelelahan dan tidak bugar di pagi hari. Hal ini dapat memengaruhi motivasi belajar siswa di sekolah, karena siswa yang merasa lelah dan tidak bugar akan sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar di kelas. Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko stres, kecemasan, dan depresi pada siswa.
Namun, bukan berarti semua penggunaan gadget berdampak negatif pada kesehatan mental dan motivasi belajar siswa. Penggunaan gadget yang bijak dan sehat dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan belajar mereka, seperti akses informasi yang lebih cepat dan mudah, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan teman sekelas dan guru. Oleh karena itu, penting bagi siswa, pendidik, dan orang tua untuk mengatur dan mengawasi penggunaan gadget agar tetap sehat dan mendukung kesehatan mental dan motivasi belajar siswa di sekolah.()
*Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Psikologi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh