JAKARTA, GEMAPERS.COM – Ketua GERPA (Gerakan Pemuda Ala) Gilang Ken Tawar menyampaikan bahwa seorang pemimpin tidak cukup hanya hadir ditataran kata, tetapi mesti menegaskan sikap melalui kebijakan yang adil dan berani.
Cinta kepada rakyat bukanlah slogan di spanduk atau kutipan dalam pidato. Cinta sejati adalah ketika seorang pemimpin berani berdiri di persimpangan sejarah dan memilih jalan yang paling sunyi, jalan keadilan. Jika pemerintah benar-benar mencintai Aceh maka pemerintah tidak akan menghindari perjuangan pemekaran Provinsi ALA,” ujar Gilang dalam nada tenang namun penuh makna.
Menurut Gilang, wilayah ALA yang meliputi Takengon (Aceh Tengah), Bener Meriah, Gayo Lues, Kutacane (Aceh Tenggara), Singkil, Subulussalam, dan Aceh Tamiang, selama ini berada dalam bayang-bayang pembangunan yang tidak setara. Ia mengibaratkan ALA sebagai taman yang subur, namun terus-menerus disiram dari jarak jauh.
Kami bukan menuntut istana, kami hanya menuntut atap bagi rumah kami sendiri (pemerataan). Jangan biarkan sejarah mencatat bahwa yang kita sebut ‘Aceh’ ternyata tak pernah benar-benar satu. Pemimpin jika engkau berdiri di sisi rakyat dan berdirilah juga di bawah bendera keadilan. Bukan keadilan semu yang terucap, tapi keadilan yang hidup dalam tindakan,” lanjut Gilang.
Dalam waktu yang bersamaan Wakil Ketua GERPA, Sinar Harapan, menambahkan dengan bahasa yang tak kalah tajam namun elegan.
“Kami tidak sedang menggugat Aceh. Kami justru ingin menyelamatkan Aceh dari ketimpangan yang kian melebar. ALA bukan perpecahan, melainkan pemekaran dari harapan. Dan seorang pemimpin besar tidak takut pada suara rakyat yang jujur, ia justru menyambutnya dengan keberanian,” ujar Sinar.
“Terlalu lama wilayah kami bersabar, terlalu lama kami menunduk. Kini kami berdiri dan kepada pemimpin kami berkata jika engkau ingin dikenang bukan hanya sebagai penguasa, tapi sebagai negarawan, maka ukirlah namamu dalam sejarah ALA.”
GERPA menyerukan agar seluruh masyarakat persiapan kp3ALA tetap menjaga semangat dan kesabaran, sembari melangkah pasti di jalan konstitusi. Bagi mereka, pemekaran bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan zaman. Tutup sinar harapan. (HM)