BENER MERIAH, GEMAPERS.COM – Suasana langit sore di Lapanngan pacu kuda sengeda berubah semarak dengan warna-warni layangan yang menari di udara. Denting tawa anak-anak, teriakan semangat para pemuda, dan iringan semilir angin Pegunungan Gayo menjadi saksi hidupnya kembali warisan budaya yang hampir terlupakan seni permainan tradisional layang-layang. Minggu (7/8/2025)
Kegiatan ini diinisiasi oleh Komunitas Seni Layangan Garda Langit Bener Meriah, sebuah komunitas yang sejak awal berdiri berkomitmen untuk melestarikan nilai-nilai tradisional melalui permainan rakyat. Acara yang dingelar mulai pukul 14.00 WIB hingga menjelang senja ini bukan hanya menjadi ajang rekreasi, namun juga ruang edukasi budaya bagi generasi muda.

Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari berbagai unsur, di antaranya Dinas Pariwisata Kabupaten Bener Meriah, Camat Wih Pesam, Pemerintah Desa dan Pemuda Karang Rejo, serta para pemuda dari Suka Makmur, Suka Makmur Timur, Blang Paku, dan Blang Benara, tidak ketinggalan Babhinsa dan masyarakat setempat yang turut serta menjaga ketertiban dan kelancaran kegiatan.
“Layang-layang bukan hanya sekadar permainan. Ia adalah simbol kebebasan, kreativitas, dan warisan leluhur yang harus kita jaga,” ujar salah satu tokoh komunitas Garda Langit
Selain atraksi terbang bebas, acara juga diramaikan dengan lomba kreasi layang-layang, di mana para peserta dari berbagai usia menunjukkan keahlian mereka dalam membuat dan menerbangkan layangan secara unik dan artistik. Kreativitas masyarakat Bener Meriah pun terpampang jelas, menunjukkan bahwa warisan budaya ini masih sangat hidup dan dicintai.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bener Meriah yang hadir dalam kegiatan tersebut mengungkapkan apresiasi dan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus digelar secara rutin. “Ini bukan hanya soal hiburan, tapi juga bagian dari penguatan identitas budaya daerah. Dinas Pariwisata sangat mendukung penuh kegiatan seperti ini.” ujarnya
Dengan semangat gotong royong, kerja sama antarwarga, serta dukungan pemerintah dan pemuda, tradisi layang-layang di Kabupaten Bener Meriah tampaknya siap untuk terus mengangkasa, menembus batas zaman, dan tetap menjadi bagian penting dari denyut budaya Gayo. (Herman)
 
			








































