Oleh: Afdhal Alfarisi.*
Pemilu bukan sekedar memilih tokoh pemimpin, namun nyatanya kita memilih nasib. Nasib yang akan membawa kemana arah bangsa kita ini nanti ke depan, bagaimana bangsa kita menyelesaikan persoalan supermasi hukum, pemerataan dan keadilan akses pendidikan dan kesehatan, serta kedaulatan sandang, pangan dan papan bagi rakyatnya.
Pemilu bukan pesta demokrasi saja, tapi peristiwa serius, kompleks dan berdampak bagi Bangsa Indonesia. Jangan sampai negara ini berada di ujung tanduk kehancurannya, kita memilih memilih diantara orang yang tersedia untuk kita pilih dan berhenti untuk menganggap bahwa Pemilu tidak berpengaruh untuk kehidupan kita.
Rabu, 23 Maret 2024, hasil Pemilu ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Penetapan hasil ini dilakukan setelah melalui proses rekapitulasi secara menyeluruh dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Rekapitulasi ini meliputi 38 Provinsi di Indonesia yang memilih suara, lebih dari 200 juta pemilih dalam negeri mendatangi tempat pemungutan suara untuk memilih calon presiden dan wakil presiden berikutnya.
KPU mengumumkan hasil final perolehan suara sekaligus pemenang Pemilu 2024 termasuk Presiden dan Wakil Presiden Negara Republik Indonesia. Hasil dari perhitungan suara atau real count dari seluruh TPS di Indonesia berdasarkan jumlah suara yang masuk yaitu 164.227.475 suara yang tergolong sah. paslon nomor urut 01 memperoleh persentase suara sebanyak 24,95%, paslon nomor urut 02 memperolah Persentase suara sebanyak 58,59% dan paslon nomor urut 03 memperoleh persentase suara sebanyak 16,47%.
Dari hasil yang telah ditetapkan ini, paslon nomor urut 02 yang paling banyak mendominasi perolehan suara. Akan tetapi, beredar isu-isu yang mengatakan bahwa pada hasil pemungutan suara yang telah diperoleh di Pemilu 2024 ini terjadi kecurangan oleh pihak KPU. Pihak dari 01 dan 03 tidak terima dengan hasil yang telah ditetapkan KPU dan mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi (MK) untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut mengenai kecurangan yang terjadi pada hasil Pemilu 2024.
Dari Paslon 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, sejak awal pemilu pihaknya sudah menduga adanya kecurangan dalam pemilu. Anies dan Muhaimin kemudian menugaskan Tim AMIN untuk mengajukan gugatan sengketa hasil Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sementara Capres Nomor urut 02, Prabowo Subianto mengatakan pihaknya akan membuktikan diri dan bekerja keras demi Rakyat Indonesia. Ia juga memastikan pemerintahannya dengan Gibran adalah untuk Rakyat Indonesia, Prabowo juga mengajak masyarakat untuk bersatu dan menjaga kerukunan agar Indonesia akan adil dan makmur.
Begitulah kenyataannya yang terjadi di lapangan, bagi pemuja 01 dan 03 makin yakin dengan isu yang terjadi pasca hasil yang telah dikeluarkan oleh pemilu, pemuja 02 akan tetap teguh dan yakin bahwa tidak terjadi kecurangan dalam Pemilu 2024. Pemuja hanya memakai kacamata kuda untuk mencari pembenaran sesuai selera mereka, seseorang menggunakan rasional dan bisa berfikir jernih.
*Mahasiswa Psikologi UIN Ar-Raniry Banda Aceh