Oleh : Dwi Pebriani
Kolom Media Sosial Divisi Humas Polri menuliskan bahwa 30 anggota geng motor ditangkap oleh jajaran Polres Bener Meriah atas kasus penganiayaan terhadap dua pelajar yakni AR (17) warga Aceh Tengah dan HA (15) warga Bener Meriah. Korban mengalami luka serius akibat serangan bruntal tersebut. Dari 30 orang yang ditangkap, dua orang merupakan pelaku pembacokan, 3 orang lainnya sebagai ketua dan sisanya adalah anggota geng motor.
Polisi turut menyita sejumlah barang bukti berbahaya yang digunakan dalam aksi penganiayaan di lapangan pacuan kuda Bener Meriah. Barang bukti yang disita yakni celurit, pedang samurai, pisau, gir motor, dan cambuk.
Tindak lanjut dari kasus ini, sembilan geng motor resmi membubarkan diri lewat deklarasi terbuka di Mapolres Bener Meriah pada, Kamis 8 s/d 9 Mei 2025. Dalam konfrensi pers itu para mantan anggota geng motor menyatakan lima komitmen utama yakni pembubaran kelompok, tidak lagi terlibat dalam aktivitas kriminal, kembali ke masyarakat sebagai warga yang taat hukum, permohonan maaf atas keresahan yang ditimbulkan dan siap menerima sanksi bila mengulangi perbuatan.
Menurut para psikolog dari berbagai sumber, fenomena anak-anak yang bergabung dengan geng motor ini dilatarbelakangi oleh pencarian identitas diri dan penerimaan sosial. Mereka mungkin merasa tidak mendapatkan perhatian atau penerimaan dari keluarga, sehingga mencari rasa memiliki dan persatuan dalam kelompok. Psikolog juga mengatakan perilaku brutal oleh geng motor juga bisa dianggap sebagai cara untuk menunjukan kekuatan dan mendapatkan rasa puas diri.
Oleh karenanya selaku pemuda dan pemudi Indonesia, kita harus tetap berusaha menjaga diri dengan terus mengembangkan potensi, mencari lingkungan yang kondusif, dan menghindarkan diri dari perilaku-perilaku negatif. Kita juga bisa berupaya menjalin komunikasi yang hangat dengan orang tua, membantu dan memahami keadaan orang tua kita masing-masing.
Selain itu penting untuk membangun atau bergabung dengan komunitas-komunitas yang menerima diri kita apa adanya untuk saling memajukan. Adapun untuk mendapatkan kepuasan diri, remaja sebaiknya mencari kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Pemerintah dan masyarakat juga sebaiknya ikut andil dalam mengayomi “anak-anak yang bermasalah” dengan memberikan perhatian khusus terutama pada anggota geng motor. Perhatian itu bisa berupa ajakan untuk mengikuti kerja bakti, pengajian, memberi peran di tempat tinggalnya agar tumbuh rasa bertanggung jawab dan rasa memiliki dan lain sebagainya.
Penulis merupakan Siswi SMKN 1 Bener Meriah